Oleh : Dedy eNHa
Dialog antara Pembunuh dan Tuhan
Pembunuh : Aku tahu bahwa semua ini adalah Ciptaanmu, katakanlah yang sebenarnya‚ kenapa kami dibuat menderita ?, apa tujuan dari permainanMu ini,..?
Tuhan : Aku tidak menciptakan penderitaan, aku membuat fisikmu dari tanah liat tanpa penderitaan, tanyakanlah kedua temanmu ini, mereka menerima kehidupannya sebagaimana adanya tanpa merasa berdosa maupun penderitaan, tetapi kamu melihat mereka menderita karena kata bayangan penderitaan itu kamu buat sendiri dengan batasan-batasan yang diukur dari dirimu sendiri. Pemabuk telah menemukan masa depannya sebagai pemabuk, pelacur telah menemukan kebebasannya sebagai pelacur, mereka tidak takut pembunuh, karena pintu mati adalah idamannya, mereka tidak takut perampok, karena tidak ada barangnya yang akan dirampok, semua itukah yang kamu sebut penderitaan,..? Kamu katakan mayat-mayat yang berserakan itu sebagai penderitaan, cobalah tanyakan mereka, apakah ada yang mengatakan bahwa mereka sangat menderita,..? Mereka semua menjalani kematiannya dengan ihlas, sebaliknya kamulah yang menangis, merasa ngeri, karena kamu membuat bayangan tentang kematian sebagai tragedi yang menyedihkan.
Lihatlah
diatas meja makanmu. Disana terdapat banyak kematian, dari kematian daun-daun
yang kamu petik, unggas yang kamu potong, dan hewan yang kamu sembelih‚ semua
itu adalah kematian, kenapa kamu tidak katakan sebagai penderitaan,..? Hewan
yang kamu potong juga merasakan rasa sakit, tetapi dia tidak menganggapnya
sebagai penderitaan, demikian pula hendaknya manusia jika dia dapat menganggap
rasa sakit itu sebagai hal yang wajar, maka tidak ada yang disebut penderitaan.
Penderitaan
itu adalah bayangan mengerikan yang kamu buat sediri dalam pikiranmu, oleh
karena itu binatang dan mereka yang berpikiran sederhana tidak mengenal
penderitaan, karena penderitaan itu tidak ada dalam pikirannya. Contohnya :
kamu melihat temanmu mempunyai mobil, sedangkan kamu hanya naik sepeda dayung,
kamu iri terhadapnya, lalu hatimu sakit, maka kemiskinanmu kamu anggap sebagai
penderitaan, yang menyebakan kamu tidak ada semangat hidup. Seorang petani yang
tidak mempunyai sepeda, apalgi mobil, dia dengan semangat bekerja disawah tanpa
merasa menderita, karena dia tidak membanding bandingkan dirinya dengan orang
lain. Kamu tanyakan aku tentang tujuan dari semua permainan ini, kamu akan tahu
sendiri, kalau kamu sudah tahu ujung pergerakan‚ rantai sepedamu. Setiap hari
kamu melihat matahari melintas dari timur kebarat, kenapa kamu tidak pernah
tanyakan kemana tujuannya?. Tanyakan hal itu kepadanya , kamu pasti akan tahu
tujuan darti permainanku ini..
Pembunuh : Kamu dikatakan Maha Adil, kenapa kamu
ciptakan manusia cacat yang menyedihkan,‚ disisi lain kamu ciptakan juga
manusia cantik‚ yang dikagumi banyak orang,..? Kamu dikatakan Maha Pengasih dan
Penyayang, kenapa kamu biarkan manusia kesakitan sampai mati,..?bukankah hal
itu berarti maha kejam?
Tuhan : Kata Maha Adil adalah dari
bahasamu sendiri untuk menggambarkan perasaanmu dan harapanmu kepadaku,
sedangkan aku sendiri tidak mempunyai perasaan seperti itu. Kalau matahari
memberi sinar kepada semua orang, apakah hal itu kamu anggap adil,..? Kalau
bumi menumbuhkan pohon besar dan subur, disisi lain dia juga menumbuhkan pohon
kerdil dan kurus, apakah hal itu kamu anggap tidak adil ? Kata maha Adil itu
kamu buat sendiri untuk menghibur dirimu, untuk menjadi pengharapanmu dariku,
tetapi aku bukanlah seperti apa yang kamu bayangkan. Contohnya : kamu membuat
rumah, kayu kamu potong pendek dan panjang, ada yang dipasang tegak, ada yang
dipasang melintang, apakah mereka mengatakan kamu tidak adil,..? semua
potongan-potongan kayu yang kamu buat tentu ada gunanya bukan,..?
Demikian
pula segala ciptaanku tentu ada gunanya, baik yang cantik maupun yang tidak
cantik semua aku tempatkan pada tempatnya, kamulah yang menempatkan mereka
berbeda dalam hatimu karena semua kamu ukur dari dirimu sendiri.
Demikian
pula halnya istilah Maha Kasih dan maha kejam, aku tidak pernah berpikir
seperti itu, karena kasih dan kejam hanya ada pada manusia sedangkan aku bukan
manusia, kenapa kamu mengukur aku dengan ukuran manusia,.? Ada orang ingin mati
sebab berada dalam kesakitan yang lama, ada pula yang masih ingin hidup
tiba-tiba mati, hal itu kamu katakan Maha kejam,.? Ada pemain yang perannya
belum habis, dia harus tetap diatas panggung walaupun dia tidak senang dengan
perannya itu, sebaliknya ada pemain yang harus turun panggung karena peranya
sudah habis walaupun dia masih senang main, Siapa yang kamu anggap kejam dalam
hal ini,..? apakah sutradara atau pembuat ceritranya, keduanya tidak, karena
dalam hal ini tidak ada kekejaman maupun kasih sayang, semua berjalan sesuai
perannya masing-masing. Kalau kamu menggantikan peranku sebagai Tuhan, kamu juga
akan berbuat seperti apa yang aku buat, karena kamu harus menjalankan program
Tuhan.
Jika
kamu senang menjalankan program itu, kamu anggap pekerjaan itu sebagai berkat,
sebaliknya jika kamu tidak senang dalam pekerjaanmu itu kamu katakan sebagai
hukuman. Bayangkanlah dirimu sebagai seorang manusia yang terasing disebuah
pulau. Disana terdapat banyak jenis-jenis binatang, burung-burung dan
pohon-pohonan, mereka semua mendapatkan kegembiraan dari padi2an yang kamu
tanam, dari pohon-pohon yang kamu pelihara, mereka semua gembira dengan
pasangannya masing-masing. Kamu sendiri tidak mempunyai pasangan, tidak ada
yang kamu ajak berbagi rasa, selalu sediirian dalam kesepian hati yang sunyi,
apakah kamu merasa bahagia,..? Kamu diwajibkan memberi kebahagiaan bagi seluruh
penghuni pulau, sedangkan kamu sendiri tidak mendapatkan kebahagiaan dari pulau
itu, apakah kamu rasakan‚ itu adil,..? Demikian keadaanku, jika kamu ukur dari
ukuranmu sendiri, tetapi keberadaanku yang sebenarnya bukanlah seperti itu,
kamu belum mempunyai ukuran untuk mengetahui keberadanku yang sebenarnya.
Pembunuh : Segala sesuatu adalah ciptaanmu,
buku-buku suci dari berbagai agama memberikan tuntunan keimanan, moralitas dan
susila. Semua itu dijadikan pedoman bagi manusia untuk membuat hukum-hukum
kebenaran bagi sesama manusia. Yang aku tanyakan sekarang, bukankah hukum-hukum
yang dibuat manusia berasal dari ciptaanmu juga,..? kenapa hukum-hukum buatan
manusia, dikatakan oleh nabi-nabimu bukan kebenaran,..?
Tuhan : Buku-buku suci yang aku turunkan
diberbagai tempat, dan berbagai zaman tentu menggunakan ukuran-ukuran tempat
dan zaman yang sedang berlaku, tidak mungkin aku ngomong dengan kambing
menggunakan bahasa monyet bukan,.? Dalam masyarakat yang masih bodoh dan
biadab, aku turunkan ajaran-ajaran moralitas yang sederhana, misalnya yang
membunuh harus dibunuh, yang tidak ikut ajaran agama disebut kafir, hanya ada
satu Tuhan, agamamu adalah yang paling benar dan sebagainya. Kenapa aku
turunkan ajaran-ajaran moralitas yang sederhana itu,…? karena pemikiran mereka
masih sederhana. Dari ajaran-ajaran itu dibuatlah hukum-hukum adat, hukum
tata-tertib, hukum-hukum negara, yang berlaku bagi masyarakat tersebut,
sehingga masyarakat yang mulanya liar, menjadi makin beradab.
Ditempat
lain, dimana masyarakatnya sudah beradab, sudah tahu membunuh itu jahat, sudah
tahu beribadah kepada Tuhan, aku akan turunkan ajaran moralitas yang lebih
tinggi, misalnya kasih sayang terhadap sesama manusia, ajaran mengenai roh dan
Tuhan yang lebih mendalam dan lain2nya. Dalam masyarakat yang sudah maju
pemikirannya, mereka sudah memiliki ajaran2 agama, aturan pemerintahan, aturan
adat istiadat yang baik, aku tidak mengajarkan lagi ajaran yang bersifat
kemanusian, aku akan memeberikan pelajaran bagaimana caranya hidup setelah kamu
tidak lagi menjadi manusia, yaitu menjadi Roh.
Ajaran-ajaran
yang aku turunkann untuk mengatur manusia adalah aturan-aturan yang disebut
ajaran-ajaran manusia, walaupun sumbernya adalah dari aku juga. Ajaran-ajaran
itu dikatakan oleh nabiku bukan kebenaran, karena sifatnya sementara, hanya
berlaku bagi msayarakat dan zaman tertentu, bukan kebenaran yang sesungguhnya.
Masyarakat manusia itu adalah semu, seperti baying-bayang, sehingga aturan yang
berlaku baginya juga semu, kebenaran manusia juga kebenaran semu, tidak real.
Nabiku datang memberitahukan kamu tentang hal itu, yaitu tentang realitas
manusia, dan memberikan kamu pelajaran yang lebih tinggi, yaitu kebenaran yang
sesungguhnya. Mereka yang sudah mengerti jati dirinya yang real, akan berusaha
membuang kulitnya yang palsu, membuang kemanusiaannya, sehingga hukum-hukum
yang berlaku bagi manusia tidak berlaku lagi bagi dirinya, dia bebas dari
penderitaan manusia.
Pembunuh : Aku ingin bertanya tentang nabimu
Yesus, siapa sebenarnya dia itu, kenapa kamu bunuh Dia sedemikian kejam,..?
kenapa kamu hinakan dia didepan manusia, kenapa kamu tidak buat dia perkasa
supaya semua orang tunduk kepadanya. Satu lagi yang aku herankan, kenapa
manusia tidak dapat menerima pelajarannya, bukankan ajarannya berasal darimu
juga,..?
Tuhan : Nabiku Yesus, atau yang lainnya
asalnya ialah sama, dari diriku juga, hanya manusia yang memberikan nama lain
sesuai nama-nama yang terdapat pada tempat tugasnya. Aku umpamakan diriku
sebagai udara yang memberi kehidupan kepada semua mahluk didunia ini. Aku masuk
kedalam wanita ini, aku hidup sebagai pelacur, kamu sebut aku nafasnya pelacur,
dan aku masuk juga kedalam pemuda ini hidup sebagai pemabuk, kamu sebutkan aku
nafasnya pemabuk, sekarang aku tanyakan kepadamu: apakah udara yang
menghidupkan pelacur berbeda dengan udara yang menghidupkan pemabuk atau udara
yang menghidupkan semua binatang piaraanmu mempunyai nama lain selain kamu
sebut nafas ? Kalau semua yang hidup ini adalah nafas kehidupan dari udara,
maka semua nabiku adalah nafas kesadaran dari diriku.
Kamu
sebut aku kejam membunuh Yesus,.? Dia melakukan permainan yang berat sehingga
kostumnya compang-camping, apakah aku kejam segra melepas kostumnya..? Kalau
kamu melihat anakmu pulang dari mengembala dengan baju basah kuyup, apakah kamu
merasa kejam segra menganti bajunya,..?. Kamu tanyakan, “kenapa aku hinakan dia
depan manusia, kenapa aku tidak buat dia perkasa dan berkuasa sehingga semua
orang tunduk kepadanya”?
Sebenarnya
aku sudah berbuat demikian seperti yang kamu pikirkan, seperti nabi Solaeman
kaya raya dan bekuasa, nabi Daud perkasa mengalahkan Goliat manusia raksasa,
dan banyak lagi yang demikain, sesuai dengan kondisi zamanya. Apakah aku harus
berbuat hal sama untuk kondisi yang berbeda-beda? Sekarang aku bertanya
kepadamu : apakah gunanya kamu membuat beberapa contoh perumpamaan yang sama
untuk pelajaran yang berbeda,? Apakah hal itu tidak membingungkan muridmu? atau
melihat sesuatu selalu dari sisi yang sama? Apakah muridmu bisa melihat
kebenaran dengan cara demikian,? Kelahiran dan kematian Yesus adalah cara lain
untuk mengajar manusia tentang Allah. Jangan kamu melihat kelahiran dan kematian
Yesus sebagai tragedi, semua itu hanya ecting dariku dengan menggunakan kostun
Yesus, tujuannya adalah sebagai metode pengajaran rohaniah bagi manusia
Pembunuh : Kamu adalah pencipta alam ini, kalau
kamu menghendaki manusia pintar, kenapa kamu tidak ciptakan saja manusia
pintar-pintar semua? Kenapa harus repot-repot menurunkan para nabi-nabi,
membuat agama-agama sebagai tuntunan hidup manusia,..?memberi pelajaran lagi
kepada manusia,..?
Tuhan : Aku‚ memang menciptakan manusia
pintar dengan pikiranku, demikian pula alam dengan segala isinya aku ciptakan
dengan pikiranku, tetapi kamu belum dapat memahami karena kamu sendiri adalah
pikiranku yang sedang bekerja. Semua nabi-nabiku dari zaman kezaman adalah
pikiranku yang sedang bekerja, orang bodoh dan orang pintar adalah pikiranku,
jalan hidup setiap orang adalah pikiranku, evolusi dan revolusi alam semesta
adalah pikiranku. Pikirankulah yang sedang bekerja menciptakan segala
sesuatunya.
Penciptaan
itu memerlukan‚ proces, dan proces itu memerlukan waktu sedangkan kamu berada
dalam proces itu dalam waktu yang sesaat, sehinga akmu tidak bisa melihat awal
maupun akhir dari proces itu. Orang bodoh adalah proces awal, sedangkan orang
pintar adalah proces akhir, keduanya kamu lihat berbeda karena kamu bandingkan
dengan dirimu sendiri sebagai manusia. Kalau kamu dapat melihat dirimu sebagai
pikiranku, kamu tidak akan melihat orang bodoh dan orang pintar, karena semua
itu adalah pikiranku.
Pembunuh : Aku dan kamu adalah dua individu yang
terpisah, masing-masing mempunyai pikiran, bagaimana kamu bisa katakan bahwa
aku adalah pikiranmu,..?
Tuhan : Untuk menjelaskan hal ini, aku
ambil contoh dari dirimu sendiri: Kalau kakimu digigit nyamuk siapa yang merasa
gatal,..? kamu atau kakimu, tentu kakimu bukan,..?Karena kamu sedang sibuk,
kamu tidak sempat menggaruk kakimu, dia melapor perasaan gatal kepada
pikiranmu, sehingga pikiranmu tidak bisa konsentrasi lagi. Dalam hal ini
terjadi perdebatan antara kamu dan kakimu, dengan kata lain terdapat dua
individu yang berbeda dalam satu tubuh. Kakimu hanya tahu rasa gatalnya, dia
tidak tahu bahwa tanganmu sedang sibuk, sedangkan pikiranmu mengetahui bahwa
tanganmu sedang sibuk mengerjakan yang lain, sehingga belum sempat menggaruk
kaki‚ Demikian pula posisinya kamu dan aku, walaupun dua individu, tetapi
berada dalam satu tubuh. Pikiranmu adalah pikiranku, tetapi pikiranku bukan
pikiranmu.
Pembunuh : Kamu katakan bahwa aku dan kamu berada
dalam satu tubuh, kenapa dalam ajaran agama kamu menyuruh umat menyembah Allah,
bukankah hal ini berarti menyembah diri sendiri,..?
Tuhan : Ajaranku tidak salah, demikian
pula umatku, tetapi kamulah yang salah tangkap, karena kamu belum mengenal
dirimu. Kembali kepada contoh diatas, antara kamu dan kakimu keduanya mempunyai
otoritas terhadap dirinya, keduanya mempunyai kehidupan. Misalnya kakimu
digigit nayamuk, dia merasa digigit nyamuk, lalu melaporkan rasa gatal kepada
pikiranmu, apakah kamu bisa cegah laporannya,..? Ini berarti bahwa didalam
dirimu ada beberpa otoritas yang mempunyai kesadaran .