Thursday, 12 July 2012

Menggugat Tuhan

Oleh :  Dedy eNHa

Dialog antara Pembunuh dan Tuhan

Pembunuh       : Aku tahu bahwa semua ini adalah Ciptaanmu, katakanlah yang sebenarnya‚ kenapa kami dibuat menderita ?, apa tujuan dari permainanMu ini,..?

Tuhan              : Aku tidak menciptakan penderitaan, aku membuat fisikmu dari tanah liat tanpa penderitaan, tanyakanlah kedua temanmu ini, mereka menerima kehidupannya sebagaimana adanya tanpa merasa berdosa maupun penderitaan, tetapi kamu melihat mereka menderita karena kata bayangan penderitaan itu kamu buat sendiri dengan batasan-batasan yang diukur dari dirimu sendiri. Pemabuk telah menemukan masa depannya sebagai pemabuk, pelacur telah menemukan kebebasannya sebagai pelacur, mereka tidak takut pembunuh, karena pintu mati adalah idamannya, mereka tidak takut perampok, karena tidak ada barangnya yang akan dirampok, semua itukah yang kamu sebut penderitaan,..? Kamu katakan mayat-mayat yang berserakan itu sebagai penderitaan, cobalah tanyakan mereka, apakah ada yang mengatakan bahwa mereka sangat menderita,..? Mereka semua menjalani kematiannya dengan ihlas, sebaliknya kamulah yang menangis, merasa ngeri, karena kamu membuat bayangan tentang kematian sebagai tragedi yang menyedihkan.
Lihatlah diatas meja makanmu. Disana terdapat banyak kematian, dari kematian daun-daun yang kamu petik, unggas yang kamu potong, dan hewan yang kamu sembelih‚ semua itu adalah kematian, kenapa kamu tidak katakan sebagai penderitaan,..? Hewan yang kamu potong juga merasakan rasa sakit, tetapi dia tidak menganggapnya sebagai penderitaan, demikian pula hendaknya manusia jika dia dapat menganggap rasa sakit itu sebagai hal yang wajar, maka tidak ada yang disebut penderitaan.
Penderitaan itu adalah bayangan mengerikan yang kamu buat sediri dalam pikiranmu, oleh karena itu binatang dan mereka yang berpikiran sederhana tidak mengenal penderitaan, karena penderitaan itu tidak ada dalam pikirannya. Contohnya : kamu melihat temanmu mempunyai mobil, sedangkan kamu hanya naik sepeda dayung, kamu iri terhadapnya, lalu hatimu sakit, maka kemiskinanmu kamu anggap sebagai penderitaan, yang menyebakan kamu tidak ada semangat hidup. Seorang petani yang tidak mempunyai sepeda, apalgi mobil, dia dengan semangat bekerja disawah tanpa merasa menderita, karena dia tidak membanding bandingkan dirinya dengan orang lain. Kamu tanyakan aku tentang tujuan dari semua permainan ini, kamu akan tahu sendiri, kalau kamu sudah tahu ujung pergerakan‚ rantai sepedamu. Setiap hari kamu melihat matahari melintas dari timur kebarat, kenapa kamu tidak pernah tanyakan kemana tujuannya?. Tanyakan hal itu kepadanya , kamu pasti akan tahu tujuan darti permainanku ini..

Pembunuh       : Kamu dikatakan Maha Adil, kenapa kamu ciptakan manusia cacat yang menyedihkan,‚ disisi lain kamu ciptakan juga manusia cantik‚ yang dikagumi banyak orang,..? Kamu dikatakan Maha Pengasih dan Penyayang, kenapa kamu biarkan manusia kesakitan sampai mati,..?bukankah hal itu berarti maha kejam?

Tuhan              : Kata Maha Adil adalah dari bahasamu sendiri untuk menggambarkan perasaanmu dan harapanmu kepadaku, sedangkan aku sendiri tidak mempunyai perasaan seperti itu. Kalau matahari memberi sinar kepada semua orang, apakah hal itu kamu anggap adil,..? Kalau bumi menumbuhkan pohon besar dan subur, disisi lain dia juga menumbuhkan pohon kerdil dan kurus, apakah hal itu kamu anggap tidak adil ? Kata maha Adil itu kamu buat sendiri untuk menghibur dirimu, untuk menjadi pengharapanmu dariku, tetapi aku bukanlah seperti apa yang kamu bayangkan. Contohnya : kamu membuat rumah, kayu kamu potong pendek dan panjang, ada yang dipasang tegak, ada yang dipasang melintang, apakah mereka mengatakan kamu tidak adil,..? semua potongan-potongan kayu yang kamu buat tentu ada gunanya bukan,..?
Demikian pula segala ciptaanku tentu ada gunanya, baik yang cantik maupun yang tidak cantik semua aku tempatkan pada tempatnya, kamulah yang menempatkan mereka berbeda dalam hatimu karena semua kamu ukur dari dirimu sendiri.
Demikian pula halnya istilah Maha Kasih dan maha kejam, aku tidak pernah berpikir seperti itu, karena kasih dan kejam hanya ada pada manusia sedangkan aku bukan manusia, kenapa kamu mengukur aku dengan ukuran manusia,.? Ada orang ingin mati sebab berada dalam kesakitan yang lama, ada pula yang masih ingin hidup tiba-tiba mati, hal itu kamu katakan Maha kejam,.? Ada pemain yang perannya belum habis, dia harus tetap diatas panggung walaupun dia tidak senang dengan perannya itu, sebaliknya ada pemain yang harus turun panggung karena peranya sudah habis walaupun dia masih senang main, Siapa yang kamu anggap kejam dalam hal ini,..? apakah sutradara atau pembuat ceritranya, keduanya tidak, karena dalam hal ini tidak ada kekejaman maupun kasih sayang, semua berjalan sesuai perannya masing-masing. Kalau kamu menggantikan peranku sebagai Tuhan, kamu juga akan berbuat seperti apa yang aku buat, karena kamu harus menjalankan program Tuhan.
Jika kamu senang menjalankan program itu, kamu anggap pekerjaan itu sebagai berkat, sebaliknya jika kamu tidak senang dalam pekerjaanmu itu kamu katakan sebagai hukuman. Bayangkanlah dirimu sebagai seorang manusia yang terasing disebuah pulau. Disana terdapat banyak jenis-jenis binatang, burung-burung dan pohon-pohonan, mereka semua mendapatkan kegembiraan dari padi2an yang kamu tanam, dari pohon-pohon yang kamu pelihara, mereka semua gembira dengan pasangannya masing-masing. Kamu sendiri tidak mempunyai pasangan, tidak ada yang kamu ajak berbagi rasa, selalu sediirian dalam kesepian hati yang sunyi, apakah kamu merasa bahagia,..? Kamu diwajibkan memberi kebahagiaan bagi seluruh penghuni pulau, sedangkan kamu sendiri tidak mendapatkan kebahagiaan dari pulau itu, apakah kamu rasakan‚ itu adil,..? Demikian keadaanku, jika kamu ukur dari ukuranmu sendiri, tetapi keberadaanku yang sebenarnya bukanlah seperti itu, kamu belum mempunyai ukuran untuk mengetahui keberadanku yang sebenarnya.

Pembunuh       : Segala sesuatu adalah ciptaanmu, buku-buku suci dari berbagai agama memberikan tuntunan keimanan, moralitas dan susila. Semua itu dijadikan pedoman bagi manusia untuk membuat hukum-hukum kebenaran bagi sesama manusia. Yang aku tanyakan sekarang, bukankah hukum-hukum yang dibuat manusia berasal dari ciptaanmu juga,..? kenapa hukum-hukum buatan manusia, dikatakan oleh nabi-nabimu bukan kebenaran,..?

Tuhan              : Buku-buku suci yang aku turunkan diberbagai tempat, dan berbagai zaman tentu menggunakan ukuran-ukuran tempat dan zaman yang sedang berlaku, tidak mungkin aku ngomong dengan kambing menggunakan bahasa monyet bukan,.? Dalam masyarakat yang masih bodoh dan biadab, aku turunkan ajaran-ajaran moralitas yang sederhana, misalnya yang membunuh harus dibunuh, yang tidak ikut ajaran agama disebut kafir, hanya ada satu Tuhan, agamamu adalah yang paling benar dan sebagainya. Kenapa aku turunkan ajaran-ajaran moralitas yang sederhana itu,…? karena pemikiran mereka masih sederhana. Dari ajaran-ajaran itu dibuatlah hukum-hukum adat, hukum tata-tertib, hukum-hukum negara, yang berlaku bagi masyarakat tersebut, sehingga masyarakat yang mulanya liar, menjadi makin beradab.
Ditempat lain, dimana masyarakatnya sudah beradab, sudah tahu membunuh itu jahat, sudah tahu beribadah kepada Tuhan, aku akan turunkan ajaran moralitas yang lebih tinggi, misalnya kasih sayang terhadap sesama manusia, ajaran mengenai roh dan Tuhan yang lebih mendalam dan lain2nya. Dalam masyarakat yang sudah maju pemikirannya, mereka sudah memiliki ajaran2 agama, aturan pemerintahan, aturan adat istiadat yang baik, aku tidak mengajarkan lagi ajaran yang bersifat kemanusian, aku akan memeberikan pelajaran bagaimana caranya hidup setelah kamu tidak lagi menjadi manusia, yaitu menjadi Roh.
Ajaran-ajaran yang aku turunkann untuk mengatur manusia adalah aturan-aturan yang disebut ajaran-ajaran manusia, walaupun sumbernya adalah dari aku juga. Ajaran-ajaran itu dikatakan oleh nabiku bukan kebenaran, karena sifatnya sementara, hanya berlaku bagi msayarakat dan zaman tertentu, bukan kebenaran yang sesungguhnya. Masyarakat manusia itu adalah semu, seperti baying-bayang, sehingga aturan yang berlaku baginya juga semu, kebenaran manusia juga kebenaran semu, tidak real. Nabiku datang memberitahukan kamu tentang hal itu, yaitu tentang realitas manusia, dan memberikan kamu pelajaran yang lebih tinggi, yaitu kebenaran yang sesungguhnya. Mereka yang sudah mengerti jati dirinya yang real, akan berusaha membuang kulitnya yang palsu, membuang kemanusiaannya, sehingga hukum-hukum yang berlaku bagi manusia tidak berlaku lagi bagi dirinya, dia bebas dari penderitaan manusia.

Pembunuh       : Aku ingin bertanya tentang nabimu Yesus, siapa sebenarnya dia itu, kenapa kamu bunuh Dia sedemikian kejam,..? kenapa kamu hinakan dia didepan manusia, kenapa kamu tidak buat dia perkasa supaya semua orang tunduk kepadanya. Satu lagi yang aku herankan, kenapa manusia tidak dapat menerima pelajarannya, bukankan ajarannya berasal darimu juga,..?

Tuhan              : Nabiku Yesus, atau yang lainnya asalnya ialah sama, dari diriku juga, hanya manusia yang memberikan nama lain sesuai nama-nama yang terdapat pada tempat tugasnya. Aku umpamakan diriku sebagai udara yang memberi kehidupan kepada semua mahluk didunia ini. Aku masuk kedalam wanita ini, aku hidup sebagai pelacur, kamu sebut aku nafasnya pelacur, dan aku masuk juga kedalam pemuda ini hidup sebagai pemabuk, kamu sebutkan aku nafasnya pemabuk, sekarang aku tanyakan kepadamu: apakah udara yang menghidupkan pelacur berbeda dengan udara yang menghidupkan pemabuk atau udara yang menghidupkan semua binatang piaraanmu mempunyai nama lain selain kamu sebut nafas ? Kalau semua yang hidup ini adalah nafas kehidupan dari udara, maka semua nabiku adalah nafas kesadaran dari diriku.
Kamu sebut aku kejam membunuh Yesus,.? Dia melakukan permainan yang berat sehingga kostumnya compang-camping, apakah aku kejam segra melepas kostumnya..? Kalau kamu melihat anakmu pulang dari mengembala dengan baju basah kuyup, apakah kamu merasa kejam segra menganti bajunya,..?. Kamu tanyakan, “kenapa aku hinakan dia depan manusia, kenapa aku tidak buat dia perkasa dan berkuasa sehingga semua orang tunduk kepadanya”?
Sebenarnya aku sudah berbuat demikian seperti yang kamu pikirkan, seperti nabi Solaeman kaya raya dan bekuasa, nabi Daud perkasa mengalahkan Goliat manusia raksasa, dan banyak lagi yang demikain, sesuai dengan kondisi zamanya. Apakah aku harus berbuat hal sama untuk kondisi yang berbeda-beda? Sekarang aku bertanya kepadamu : apakah gunanya kamu membuat beberapa contoh perumpamaan yang sama untuk pelajaran yang berbeda,? Apakah hal itu tidak membingungkan muridmu? atau melihat sesuatu selalu dari sisi yang sama? Apakah muridmu bisa melihat kebenaran dengan cara demikian,? Kelahiran dan kematian Yesus adalah cara lain untuk mengajar manusia tentang Allah. Jangan kamu melihat kelahiran dan kematian Yesus sebagai tragedi, semua itu hanya ecting dariku dengan menggunakan kostun Yesus, tujuannya adalah sebagai metode pengajaran rohaniah bagi manusia

Pembunuh       : Kamu adalah pencipta alam ini, kalau kamu menghendaki manusia pintar, kenapa kamu tidak ciptakan saja manusia pintar-pintar semua? Kenapa harus repot-repot menurunkan para nabi-nabi, membuat agama-agama sebagai tuntunan hidup manusia,..?memberi pelajaran lagi kepada manusia,..?

Tuhan              : Aku‚ memang menciptakan manusia pintar dengan pikiranku, demikian pula alam dengan segala isinya aku ciptakan dengan pikiranku, tetapi kamu belum dapat memahami karena kamu sendiri adalah pikiranku yang sedang bekerja. Semua nabi-nabiku dari zaman kezaman adalah pikiranku yang sedang bekerja, orang bodoh dan orang pintar adalah pikiranku, jalan hidup setiap orang adalah pikiranku, evolusi dan revolusi alam semesta adalah pikiranku. Pikirankulah yang sedang bekerja menciptakan segala sesuatunya.
Penciptaan itu memerlukan‚ proces, dan proces itu memerlukan waktu sedangkan kamu berada dalam proces itu dalam waktu yang sesaat, sehinga akmu tidak bisa melihat awal maupun akhir dari proces itu. Orang bodoh adalah proces awal, sedangkan orang pintar adalah proces akhir, keduanya kamu lihat berbeda karena kamu bandingkan dengan dirimu sendiri sebagai manusia. Kalau kamu dapat melihat dirimu sebagai pikiranku, kamu tidak akan melihat orang bodoh dan orang pintar, karena semua itu adalah pikiranku.

Pembunuh       : Aku dan kamu adalah dua individu yang terpisah, masing-masing mempunyai pikiran, bagaimana kamu bisa katakan bahwa aku adalah pikiranmu,..?

Tuhan              : Untuk menjelaskan hal ini, aku ambil contoh dari dirimu sendiri: Kalau kakimu digigit nyamuk siapa yang merasa gatal,..? kamu atau kakimu, tentu kakimu bukan,..?Karena kamu sedang sibuk, kamu tidak sempat menggaruk kakimu, dia melapor perasaan gatal kepada pikiranmu, sehingga pikiranmu tidak bisa konsentrasi lagi. Dalam hal ini terjadi perdebatan antara kamu dan kakimu, dengan kata lain terdapat dua individu yang berbeda dalam satu tubuh. Kakimu hanya tahu rasa gatalnya, dia tidak tahu bahwa tanganmu sedang sibuk, sedangkan pikiranmu mengetahui bahwa tanganmu sedang sibuk mengerjakan yang lain, sehingga belum sempat menggaruk kaki‚ Demikian pula posisinya kamu dan aku, walaupun dua individu, tetapi berada dalam satu tubuh. Pikiranmu adalah pikiranku, tetapi pikiranku bukan pikiranmu.

Pembunuh       : Kamu katakan bahwa aku dan kamu berada dalam satu tubuh, kenapa dalam ajaran agama kamu menyuruh umat menyembah Allah, bukankah hal ini berarti menyembah diri sendiri,..?

Tuhan              : Ajaranku tidak salah, demikian pula umatku, tetapi kamulah yang salah tangkap, karena kamu belum mengenal dirimu. Kembali kepada contoh diatas, antara kamu dan kakimu keduanya mempunyai otoritas terhadap dirinya, keduanya mempunyai kehidupan. Misalnya kakimu digigit nayamuk, dia merasa digigit nyamuk, lalu melaporkan rasa gatal kepada pikiranmu, apakah kamu bisa cegah laporannya,..? Ini berarti bahwa didalam dirimu ada beberpa otoritas yang mempunyai kesadaran .

No comments:

Post a Comment