Thursday 8 November 2012

MAKALAH TUJUAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM


TUJUAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata kuliah  Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Suyatno, M.Pd.I,



Disusun oleh:
1.      Dedy Nurhidayat (10410061)



FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kurikulum dalam dunia pendidikan bukan hal yang asing lagi, pendidikan tidak pernah bisa terlepas dengan yang namanya kurikulum. Tanpa adanya kurikulum pendidikan tidak akan berjalan, karena kurikulum adalah hal yang sangat dan merupakan program untuk mencapai tujuan. Karena pentingnya kurikulum dalam pendidikan kurikulum menjadi sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Begitu halnya dalam pendidikan islam kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan. Mengenai tujuan kurikulum dalam pendidikan islam dalam makalah ini akan mengulas bagaimana sebenarnya tujuan dari kurikulum pendidikan islam yang ada. Berbicara mengenai kurikulum pemdidikan Islam banyak hal yang akan dibahas di dalamnya sebagai pelengkap diantaranya pembahasan mengenai apa konsep kurikulum pendidikan Islam yang bisa digali dari beberapa aspek, pembahasan mengenai ciri kurikulum pendidikan islam, prinsip dan tujuan yang hendak dicapai dalam kurikulum pendidikan islam. Kesemuanya itu dikemas dan berhubungan satu sama lain demi terlaksananya kurikulum pendidikan Islam. Oleh karena pentignya hal tersebut, pembahasan makalah ini menyinggung masalah seputar kurikulum pendidikan Islam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep kurikulum pada pendidikan islam?
2.      Apa saja yang menjadi ciri-ciri umum kurikulum pendidikan islam?
3.      Apa prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pada pendidikan islam?
4.      Apa tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum pendidikan islam?

C.     Tujuan Peenulisan
1.      Mengetahui konsep kurikulum pada pendidikan islam.
2.      Mengetahui ciri-ciri umum kurikulum pendidikan islam.
3.      Mengetahui prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pada pendidikan islam.
4.      Mengetahui tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum pendidikan islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Kurikulum pada Pendidikan Islam.
Esensi kurikulum adalah program. Kurikulum ialah program dalam mencapai tujuan pendidikan. Pada umumnya isi kurikulum ialah nama-nama mata pelajaran beserta silabinya atau pokok bahasan. Tetapi sebenarnya kurikulum tidak harus berupa nama mata pelajaran, dapat saja berupa nama kegiatan. Jika kurikulum berorientasi kompetensi maka kamu akan menerima kurikulum yang isinya daftar kompetensi serta indikatornya. Sekalipun isinya bermacam-macam namun isi kurikulum tetap saja berupa program dalam mencapai tujuan pendidikan.[1] Kurikulum dalam bahasa arab “manhaj” yaitu jalan yang terang, ataujalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya, maksudnya yakni jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilathnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
Kurikulum dalam pengertian sempit itu terbatas pada maklumat-maklumat dan pengetauan-pengetahuan yang dikemukakan oleh guru atau sekolahatau institusi pendidikan lain dalam bentuk mata pelajaran yang terbatas atau dalam bentuk kitab-kitab sekolah tradisioal tertentu dari berbagai buku peninggalan, lama-lama dikaji oleh murid dalam tiap tahun pada pendidikannya. Kurikulum pada sebagian besar dunia Islam pada periode terakhir dalam sejarahnya sebelum berkenalan dengan konsep pendidikan modern, terdiri dari beberapa buku tradisional, pada tiap cabang ilmu atau seni yang ingin dikaji, yang bertahap-tahap derajat kesulitannya dan luasnya sesuai tahap pelajaran murid-murid.
Kurikulum juga dapat diartikan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:
1.      Kurikulum sebagai program studi, yakni kurikulum sebagai seperangkat mata pelajaran yang mampu dipelajari anak didik di sekolah atau di lembaga pendidikan yang lain.
2.      Kurikulum sebagai konten, yakni data atau informasi  yang tertera dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lain yang memungkinkan timbulnya belajar.
3.      Kurikulum sebagai kegiatan berencana, yakni kegiatan yang direncanakan secara sistematis untuk mencapi tujuan yang diinginkan.
4.      Kurikulum sebagai hasil belajar , yakni seperangkat tujuan yang utuh untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa memsfesifikasi cara-cara yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar yang telah direncanakan dan diinginkan.
5.      Kurikulum sebagai reproduksi cultural, yakni transfer dan refleksi butir-butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan dipahami anak-anak generasi muda asyarakat tersebut.
6.      Kurikulum sebagai pengalaman belajar, yakni keseluruhan pengalaman belajar yang direcanakan di bawah pimpinan penyelenggara pendidikan.
7.      Kurikulum sebagai produksi, yakni seperangkat tugas yang harus dilkukan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu. [2]
Kurikulum adalah termasuk aspek-aspek utama dalam proses pendidikan yang mendapat kecaman keras dan ditunjukkan cacat cela dan aspek-aspek kekurangannya dan ingin dikembangkan, diperbaiki dan dirubah konsepnya.
Konsep kurikulum meliputi semua pengalaman, aktivitas-aktivitas suasana dan pengaruh-pengaruh yang diberikan kepada murid-murid atau mereka mengerjakan atau mereka menjumpai alam sekolah dan dibawah kelolaan sekolah. Kurikulum bukan hanya meliputi matapelajaran dan pengalaman-pengalaman yang tersusun yang berlaku dalam kelas, tetapi meliputi semua kegiatan kebudayaan, kesenian, olahraga dan sosial yang dikerjakan oleh murid-murid di luar jadwal waktu dan di luar kelas dalam dan dibawah kelolaan sekolah.[3]
 Kecaman-kecaman yang dilontarkan kepada kurikulum tradisional mungkin sesuai dengan kurikulum pengajaran di dunia Islam pada zaman-zaman terakhir sebelum permulaan masa kebangkitan modern, yaitu zaman dunia Islam ditimpa oleh keterbelakangan dan kelemahan dalam segala bidang ilmiah, budaya, ekonomi dan politik, tetapi tidak seorangpun dapat menyatakan bahwa kecaman-kecaman itu dapat diterapkan kepada kurikulum pengajaran dalam dunia Islam dalam zaman keemasannya yang pertama: zaman kekuatannya dari segi politik dan kemajuan ilmiah dan budaya. Sebab kurikulum pengajaran pada masa itu lebih maju daripada zamannya, menyeluruh pada kandungannya, meluas pada sifat-sifatya, menghimpun antara ilmu-ilmu akal, antara kajian teoritis dan pelaksanaanya yang praktis, dan mengakui kegiatan luar yang berlaku di luar kelas.

B.     Ciri-Ciri Umum Kurikulum Pendidikan Islam
Diantara cirri-ciri umum pendidikan Islam yakni:
1.      Menonjolnya tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungan-kandungan, metode-metode, alat-alat dan tekniknya bercorak agama. Segala yang diajarkan dan diamalkan dalam lingkungan agama dan akhlak dan berdasar pada Al-Qur’an, sunnah, dan peninggalan orang-orang terdahulu yang saleh. Dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan agama dan akhlak atau tujuan-tujuan kemanfaatan yang tidak bertentangan dengan agama dan akahlak.
2.      Meluasnya perhatiannya dan menyeluruhnya kandungan-kandunganya. Kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran, dan ajaran-ajarannya adalah kurikulum yang luas dan menyeluruh dalam perhatian dan kandungannya serta luas dalam perhatiannya.
3.      Ciri-ciri keseimbangan yang relatif diantara  kandungan-kandungan kurikulum dari ilmu-ilmu dan seni, atau kepastian-kepastian, pengalaman-pengalaman dan kegiatan-kegiatan pengajaran yang bermacam-macam. Kurikulum dalam pendidikan Islam, sebagaimana ia terkenal dengan menyeluruhny perhatian dan kandungannya, juga menaruh perhatian untuk mencapai perkembangan yang menyeluruh, lengkap-melengkapi, dan berimbang antara orang dan masyarakat, juga menaruh perhatian pada segala ilmu-ilmu, seni, kegiatan-kegiatan pendidikan yang berguna dalam bentuk perseimbangan yang wajar yang menjaga agar setiap ilmu, bentuk perseimbangan yang wajar yang menjaga agar setiap ilmu, seni dan kegiatan itu mendapat perhatian, pemeliharaan dan penjagaan yang patut dipunyainya, yaitu sesuai dengan manfaat yang dapat diberinya kepada pribadi dan masyarakat.
4.      Kecenderungan pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan teknik, latihan kejuruan, bahasa-bahasa asing, sekalipun atas dasar perseorangan dan juga bagi mereka yang memiliki kesediaan dan bakat bagi perkara-perkara ini dan mempunyai keinginan untuk mempelajari dan melatih diri dengan perkara itu. Ciri ini tidak membawa perkara baru, hanya menguatkan dua ciri yang lalu yaitu cirri menyeluruh dan keseimbangan pada kandungan kurikulum tidak terbatas pada ilmu-ilmu yang teoritis, baik yang bersifat naqli atau aqli, tetapi melebihi ilmu-ilmu teoritis ini sampai pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, ilmu-ilmu teknik dan latihan kejuruan dalam segala pekerjaan, pertukangan dan bahasa-bahasa asing, dan hal lai yang dianggap kurikulum modern sebagai kandungannya.
5.      Perkaitan antara kurikulum dalam pendidikn islam dengan kesediaan-kesediaan pelajar-pelajar dan minat, kemampuan, kebutuhan dan perbedaan-perbedaan perseoranga diantara mereka. Juga kaitan dengan alam sekitar budaya dan sosial dimana kurikulum itu dilaksanakan.

C.     Prinsip-Prinsip Umum yang Menjadi Dasar Kurikulum pada Pendidikan Islam
Dalam kurikulum pendidikan terdapat prinsip-prinsip umum  yang menjadi dasar kurikulum pendidikan islam, diantara prinsip-prinsip umum tersebut antara lain:
a.       Prinsip Pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya
Setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan- tujuan, kandungan-kandungan, metode mengajar,cara-cara perlakuan, dan hubungan yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan harus mendasar pada agama dan akhlak islam, harus terisi dengan jiwa agama islam, keutaman-keutaman , cita-citanya yang tinggi dan bertujuan untuk membina pribadi yang mukmin, kemauan yang baik, dan hati nurani yang selalu waspada.
b.      Prinsip menyeluruh (Universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
Kalau tujuan-tujuan harus meliputi segala aspek pribadi pelajar maka kandungan-kandungannya harus meliputi juga segala  yang berguna untuk membina pribadi pelajar yang berpadu dan membina akidah, akal dan jasmaninya. Begitu juga yang bermanfaat pada masyarakat.
c.       Keseimbangan yang relative antara tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
Kalau ia memberi perhatian besar pada perkembangan aspek spiritual dan ilmu-ilmu syariat, tidaklah ia membolehkan aspek spiritual  itu melampaui aspek-aspek penting lain dalam kehidupan, dan juga tidak boleh  ilmu-ilmu syariat melampaui ilmu-ilmu-seni, dan kegiatan-kegiatan lain yang tak dapat diadakan untuk individu dan masyarakat.
d.      Prinsip Perkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-kemampuan, dan kebutuhan pelajar, begitu  juga dengan  alam sekitar fisik  dan social dimana pelajar itu hidup dan berinteraksi  untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan, kemahiran, pengalaman, dan sikapnya.
e.       Pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual diantara pelajar-pelajar dalam bakat-bakat, minat, kemampuan-kemampuan, kebutuhan-kebutuhan, dan masalah-masalahnya, dan juga memelihara perbedaan-perbedaan dan kelainan-kelainan diantara alam sekitar dan masyarakat. Kerana dengan pemeliharaan dapat menambahakan kesesuaian dengan kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan pelajar dan masyarakat dan menambahkan fungsi dan gunanya.
f.       Prinsip perkembangan dan perubahan.
Islam yang menjadi smber pengambilan falsafah, prinsip-prinsip, dasar-dasar kurikulum. Islam menggalakan perkembangan yang membangun dan berguna, perubahan yang progresif dan bermanfaat dan membolehkan sifat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan yang berlaku dalam kehidupan.
g.      Prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman-pengalaman dan aktiviti yang terkandung dalam kurikulum.[4]

D.    Tujuan-Tujuan yang Ingin Dicapai Oleh Kurikulum Pendidikan Islam
Tujuan-Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam
a.       Pembinaan individu atau warganegara yang beriman kepada Rukun Iman
b.      Pembinaan pribadi muslim yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama dan berakhlak yang mulia.
c.       Pembiaan warganegara yang sehat, dan kuat.
d.      Pembinan pribadi yang berimbang pada motivasi dan keinginan-keinginan yang sesuai dengan diri dan dengan orang lain.
e.       Pembinaan warganegara yang dipersenjatai dengan ilmu dan pengetahuan
f.       Menciptakan warganegara yang terdidik pada perasaan seni dan sanggup menikmatinya, menghargai dan merasakan keindahan dalam berbagai bentuk dan macamnya.
g.      Membentuk warganegara yang memiliki kemampuan social, ekonomi dan politik
h.      Memperkokoh kehidupan agama
i.        Meneguhkan bahas arab yang tulen dan menjaganya dari factor-fatktor yang menghancurkan
j.        Pembinaan masyarakat islam yang mulia
k.      Pembinaan masyarakat yang kuat dan maju dari segi ekonomi
l.        Turut serta melaksanakan perdamaian dunia berdasar pada kebenaran, keadilan, toleransi, saling mengerti, kerjasama, dan saling hormat menghormati.

















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum yakni jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilathnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. Pada umumnya isi kurikulum ialah nama-nama mata pelajaran beserta silabinya atau pokok bahasan. Tetapi sebenarnya kurikulum tidak harus berupa nama mata pelajaran, dapat saja berupa nama kegiatan.
Ciri-Ciri Umum Kurikulum Pendidikan Islam diantaranya menonjolnya tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungannya; meluasnya perhatiannya dan menyeluruhnya kandungan-kandunganya; menaruh perhatian untuk mencapai perkembangan yang menyeluruh; melebihi ilmu-ilmu teoritis ini sampai pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, ilmu-ilmu teknik dan latihan kejuruan dalam segala pekerjaan, pertukangan dan bahasa-bahasa asing, dan hal lai yang dianggap kurikulum modern sebagai kandungannya, berkaitan dengan kesediaan-kesediaan pelajar-pelajar dan minat, kemampuan, kebutuhan dan perbedaan-perbedaan perseoranga diantara mereka dan dengan alam sekitar budaya dan sosial.
Prinsip kurikulum pendidikan islam: Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, prinsip perkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-kemampuan, dan kebutuhan pelajar, begitu  juga dengan  alam sekitar fisik  dan social dimana pelajar itu hidup dan berinteraksi  untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan, kemahiran, pengalaman, dan sikapnya, pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual diantara pelajar-pelajar dalam bakat-bakat, minat, kemampuan-kemampuan, kebutuhan-kebutuhan, dan masalah-masalahnya, dan juga memelihara perbedaan-perbedaan dan kelainan-kelainan diantara alam sekitar dan masyarakat, prinsip perkembangan dan perubahan, prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman-pengalaman dan aktiviti yang terkandung dalam kurikulum.
Tujuan-Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam seperti pembinaan individu atau warganegara yang beriman kepada Rukun Iman, pembinaan pribadi muslim yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama dan berakhlak yang mulia, pembiaan warganegara yang sehat, dan kuat dll.

DAFTAR PUSTAKA

Tafsir; Ahmad, 2006,Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Al-Syaibani, Omar Mohammad Al-Toumy, 1979,Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:Bulan Bintang.
Aziz, Abd, 2009, Filsafat Pendidikan Islam: sebuah gagasan membangun pendidikan islam,Yogyakarta:Sukses Ofset



[1]  Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), halm.99
[2] Abd Aziz, Filsafat Pendidikan Islam: sebuah gagasan membangun pendidikan islam,(Yogyakarta:Sukses Ofset,2009)halm.162-163
[3] Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, ( Jakarta:Bulan Bintang, 1979), halm.484
[4]  Ibid, halm. 519-522

No comments:

Post a Comment